Viral DeepSeek AI China yang Menghebohkan Dominasi AS. Terobosan DeepSeek mengejutkan dunia sebab dilakukan di tengah keterbatasan teknologi semikonduktor China akibat pembatasan Amerika Serikat.
Meski masih memiliki sejumlah kekurangan, DeepSeek versi terbaru, yakni DeepSeek V-3 dan R1, terbukti mempunyai kemampuan setara atau bahkan melebihi AI buatan AS. Terobosan teknologi China juga diklaim berbiaya jauh lebih murah dari AI buatan AS.
Viral DeepSeek AI China yang Menghebohkan Dominasi AS
Di tengah pembatasan impor teknologi canggih yang diberlakukan Amerika Serikat, China mampu meluncurkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mengejutkan dunia, DeepSeek.
Hal ini diikuti kejatuhan harga saham teknologi AS, yang dipimpin perusahaan semikonduktor terbesar dunia, Nvidia, yang rontok 17 persen dalam sehari bursa. Secara total, indeks saham semikonduktor AS turun 9,2 persen dalam sehari, kerontokan terparah sejak Maret 2020.
Pada Selasa (28/1/2025), aplikasi DeepSeek telah menggeser dominasi ChatGPT sebagai aplikasi asisten AI gratis yang paling banyak diunduh di Amerika Serikat (AS) di pasar aplikasi Apple, AppStore.
DeepSeek AI Itu Apa?
Menurut DeepSeek, tugas-tugas seperti matematika, pengodean (coding) serta penalaran bahasa alami, performa model ini sebanding dengan model-model terkemuka dari laboratorium penelitian AI papan atas seperti OpenAI.
Teknologi AI China menjadi topik hangat berbagai diskusi terkait pertemuan tahunan WEF di Davos, Swiss. Max Tegmark, pakar AI ternama di Massachusetts Institute of Technology (MIT), mengatakan mereka membuat kemajuan yang signifikan selama 1 tahun terakhir.
China sedikit tertinggal dalam model bahasa besar yang mutakhir 1 tahun lalu, tapi berhasil mengejar ketertinggalan. Ia menekankan kebodohan dan kesalahan menghambat kerja sama ilmiah dan teknologi karena masalah geopolitik.
Tim Tongyi Qianwen dari raksasa teknologi China Alibaba meluncurkan model penelitian eksperimental QwQ-32B-Preview akhir November, usai OpenAI merilis model penalaran o1 pada September 2024.
Mereka menunjukkan kemampuan penalaran yang setara bahkan melampaui model o1 OpenAI dalam sejumlah pengujian. DeepSeek juga merilis model hibrid DeepSeek-V3 akhir Desember.
Nilai evaluasinya dalam sejumlah pengujian melampaui model sumber terbuka seperti Llama-3.1-405B. Kinerjanya setara dengan model sumber tertutup (closed-source) terbaik di dunia, GPT-4o dan Claude-3.5-Sonnet serta lebih hemat biaya.
Viral DeepSeek AI China yang Menghebohkan Dominasi AS
AS Cegah China Kejar Ketertinggalan AI
Majalah The Economist menulis, Amerika Serikat berusaha mencegah China mengejar ketertinggalannya di bidang AI.
Kemajuan baru-baru ini mengatur kembali industri ini dan mempermalukan para pembuat kebijakan AS. Keberhasilan model China dan perubahan di seluruh industri, membentuk kembali pola ekonomi industri AI.
The New York Times mencatat, perusahaan-perusahaan China menciptakan model yang lebih murah dan kompetitif dibandingkan perusahaan raksasa Amerika seperti Google dan OpenAI.
Menurut Jeffrey Ding, asisten profesor di Universitas George Washington yang berspesialisasi dalam teknologi emerging dan hubungan internasional, pembatasan AS pada cip China memaksa para insinyur melatih model secara lebih efektif agar tetap kompetitif.
Selain model bahasa yang besar, AI fisik juga menghadirkan peluang bagus untuk China. Menurut Li Yifan, salah satu pendiri Hesai Technology mengatakan, AI digital digabungkan produk fisik seperti mobil, robot, atau barang elektronik konsumen lain.
Perusahaan-perusahaan China memiliki keunggulan yang signifikan dalam manajemen rantai pasokan, kapabilitas manufaktur, proses closed-loop, kontrol biaya serta produksi berskala besar.
Penurunan juga terjadi pada harga saham perusahaan teknologi besar AS lainnya. Saham Microsoft turun 2,1 persen; Alphabet, induk perusahaan Google, turun 4,2 persen; sementara pembuat server AI, Dell Technologies turun 8,7 persen.
Tak hanya itu, saham perusahaan operator pusat data anjlok, termasuk Digital Realty, yang turun 8,7 persen. Saham perusahaan listrik ikut terseret turun. Salah satunya Vista, turun 28,3 persen. Perusahaan listrik diperkirakan akan ikut diuntungkan dengan pengembangan pusat data untuk AI.
“DeepSeek adalah alarm bangun untuk Amerika,” kata Alexander Wang, CEO Scale AI, salah satu perusahaan AI di AS.
Investor ventura Marc Andreessen yang juga penasihat dekat Presiden AS Donald Trump, menggambarkan DeepSeek sebagai terobosan teknologi menakjubkan dari negara kompetitor AS.
Ia menggambarkannya sebagai momen Sputnik di bidang AI, merujuk pada peluncuran satelit Soviet pada 1957 yang memicu perlombaan luar angkasa era Perang Dingin. “DeepSeek R1 adalah salah satu terobosan paling menakjubkan dan mengesankan yang pernah saya lihat,” tulisnya di X.
DeepSeek mulai meluncurkan produk-produk AI pada Desember 2024. Didirikan pada 2023 di Hangzhou, China, perusahaan ini merupakan perusahaan rintisan kecil yang sebelumnya nyaris tak dikenal.
CEO DeepSeek Liang Wenfeng merupakan pendiri perusahaan investasi dana lindung (hedge fund) di China, High-Flyer Quant. High-Flyer Quant fokus pada perdagangan yang digerakkan oleh AI. Liang mempelajari AI di Universitas Zhejiang.
Seperti pesaingnya dari Barat, yakni Chat-GPT dari OpenAI, Llama milik Meta, Gemini dari Google, maupun Claude dari Anthropic, DeepSeek menggunakan model bahasa besar (LLM). Model ini mahir dalam bahasa Inggris dan China.
Kemampuannya sama dengan AI dari AS, dari merancang resep masakan, membuat tulisan ilmiah, hingga membuat kode untuk membangun aplikasi.
Viral DeepSeek AI China yang Menghebohkan Dominasi AS
Mengubah peta AI
DeepSeek bukan AI pertama buatan China. Sebelumnya, sejumlah perusahaan teknologi besar China telah meluncurkan AI. Di antaranya, Alibaba dengan QwenAI dan ByteDance dengan Doubao.
Namun, kemampuan AI besutan perusahaan-perusahaan besar China itu masih tertinggal dari AI buatan Barat. Dengan tim kecil dan modal kecil, DeepSeek mengubah peta tersebut.
Dalam laporan terbuka, DeepSeek menampilkan hasil pengujian V-3 yang melebihi Llama, ChatGPT, dan Claude. Keunggulan akurasi ini di bidang komputasi matematika, kompetisi kode pemrograman, dan mendeteksi serta memperbaiki gangguan (bug) dalam kode pemrograman.
Performa itu juga teruji dalam serangkaian uji tolok ukur oleh laboratorium independen pihak ketiga, salah satunya oleh perusahaan Benchmark.
Model DeepSeek mengungguli Llama 3.1 milik Meta, GPT-4o milik OpenAI, dan Claude Sonnet 3.5 milik Anthropic dalam hal akurasi, mulai dari pemecahan masalah yang rumit hingga matematika dan kode pemrograman.
Pada Senin, DeepSeek merilis R1. Versi ini merupakan model penalaran yang juga mengungguli o1 terbaru milik OpenAI dalam banyak pengujian oleh pihak ketiga.
Dalam laporan terbuka, DeepSeek menyatakan hanya mengeluarkan modal 5,6 juta dollar AS untuk pelatihan dan pengembangan. Modal ini jauh lebih kecil dari AI buatan AS.
Media bisnis CNBC melaporkan, OpenAI menyerap modal hingga 5,4 miliar dollar AS setahun, Google mengeluarkan modal kerja 51 miliar dollar AS pada 2024, dan Microsoft menghabiskan 13 miliar dollar AS untuk investasi di OpenAI.
Dikutip dari media China, South China Morning Post, 1 Januari 2025, Liang mengatakan, sebagian besar pengembang di DeepSeek adalah lulusan baru, atau orang-orang yang baru saja memulai karier AI.
CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan, model terbaru DeepSeek, sangat mengesankan karena sangat efektif dan efisien dalam komputasi. “Kita harus menyikapi perkembangan AI di China dengan sangat, sangat serius,” katanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada Rabu pekan lalu.
Terobosan DeepSeek lebih mengejutkan lagi sebab dilakukan di tengah keterbatasan teknologi semikonduktor China. Hal ini akibat pembatasan impor oleh AS yang memutus akses China dari cip-cip tercanggih yang sangat penting untuk pengembangan AI, seperti H100 keluaran Nvidia.
DeepSeek mengatasinya dengan menggunakan model lama yang tidak kena cekal AS, yaitu cip berkapasitas rendah dari Nvidia yang disebut H800s.
“Mereka dapat mengambil model yang sangat bagus dan besar dan menggunakan proses yang disebut distilasi. Sangat hemat biaya,” kata Chetan Puttagunta, mitra di Benchmark, perusahaan berbasis di AS yang telah menguji kemampuan sejumlah AI termasuk DeepSeek.
Viral DeepSeek AI China yang Menghebohkan Dominasi AS
”Open source”
Tidak seperti para pesaingnya di Silicon Valley yang telah mengembangkan model milik sendiri secara eksklusif, DeepSeek bersifat sumber terbuka (open source). Artinya, DeepSeek terbuka bagi siapa pun untuk mengakses kode pemrogramannya, melihat cara kerjanya, memodifikasi, dan turut mengembangkannya sendiri.
Sifat open source ini dipandang sebagai nilai tambah DeepSeek yang membuka potensi pengembangan lebih luas dan lebih murah. Namun, skema ini kemungkinan akan membuat perusahaan pengembangnya tak mampu menangguk keuntungan besar.
“Kita hidup dalam garis waktu di mana perusahaan non-AS tetap menjalankan misi asli OpenAI, yaitu penelitian yang benar-benar terbuka dan terdepan yang memberdayakan semua orang dan semua sumber,” kata manajer penelitian senior di Nvidia, Jim Fan dalam unggahannya di X.
Para pemimpin China telah menyatakan akan menjadi pemimpin dunia dalam teknologi AI pada 2030. China diproyeksikan akan menganggarkan puluhan miliar dollat AS untuk mendukung industri tersebut selama beberapa tahun ke depan.
Keberhasilan DeepSeek dinilai sebagai indikasi perusahaan-perusahaan teknologi China telah berhasil mengatasi rintangan yang diterapkan Barat untuk menghalangi Beijing dalam mengembangkan inovasi teknologi AI.
Kepala investasi di Bokeh Capital Partners di Pittsburgh, Kim Forrest, mengatakan, masih banyak pertanyaan tentang model DeepSeek dan dampaknya. “Hari ini merupakan pukulan telak bagi saham-saham (pemimpin AI) AS. Tetapi saya tidak yakin apa pun yang akan terjadi dalam waktu dekat ini,” katanya.
Viral DeepSeek AI China yang Menghebohkan Dominasi AS
Sumber : Deepseek AI China